Bu Tien Pulung bagi Pak Harto

PERNIKAHAN antara Soeharto dan Siti Hartinah, ternyata membawa dampak yang luar biasa bagi Soeharto. Sebab, Soeharto bisa menjadi presiden karena menikahi perempuan nariswari seperti Bu Tien. "Perempuan nariswari itu menurut Kitab Pararaton, adalah siapa pun yang menikahinya bisa memperoleh derajat raja. Sebab gua garbanya berpancarkan sinar," jelas Arwan Tuti Artha, wartawan SKH Kedaulatan Rakyat yang menulis buku Bu Tien Wangsit Keprabon Soeharto, diterbitkan Galangpress, 2007. Buku yang mengupas tentang Bu Tien, terutama yang berkaitan dengan proses turunnya wangsit keprabon bagi Soeharto, belum ada yang menulis. Buku yang ditulis Arwan ini merupakan peluang dari langkanya buku tentang Bu Tien. Namun, Arwan menolak bahwa ia menulis biografi Bu Tien. "Saya tidak menulis biografi, dan saya juga tidak mewawancarai Bu Tien. Untuk menulis buku itu saya melakukan studi teks, studi perpustakaan dan wawancara dengan beberapa orang," katanya lagi. Dalam buku itu dikupas bahwa Bu Tien yang menyebabkan Soeharto tetap menjadi tentara. Ternyata itulah tangga bagi Soeharto menuju istana. Bu Tien, menurut Arwan, adalah pulung bagi keberlangsungan kekuasaan Soeharto. Bu Tien yang masih keturunan Mangkunegoro III itu juga perempuan nariswari, yang menjadi api keramat kerajaan yang mampu mengangkat rakyat biasa bernama Soeharto menjadi 'raja'. "Karena itulah, seharusnya Pak Harto tidak usah bersedia dicalonkan menjadi presiden setelah Bu Tien wafat," kata Arwan, yang sebelumnya menulis Dunia Spiritual Soeharto menjadi buku best seller. Untuk menulis Bu Tien, Arwan menyelesaikan dalam waktu kira-kira satu bulan. "Hanya sayangnya, mengapa sepeninggal Bu Tien, keluarga Cendana menjadi omongan buruk banyak orang," kata Arwan sambil menambahkan bahwa Bu Tien bagi Soeharto adalah bayangan sempurna seorang istri ideal. Ia seorang ibu rumah tangga, tapi juga sebagai seorang yang ingin maju. Artinya, ia boleh menjadi wanita karier, tetapi ia tidak boleh mengorbankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga